Perjalanan PPL KKNku bersamamu

Kegundahan mulai terasa saat ku tiba di halaman utama
Geriuh angin berdesis membelai dahi penghormatan,
Jantungku mulai tak setabil: ku lambungkan angan menembus alam maya pada.
Terjatuh aku lalu ter jerembab:
Nyinyiran suara kematian mengiang haru memilukan
Aku hilang arah, aku mulai menggigil.
Akankah aku terdiam menyambut ajal memilukan atau
Aku harus menyusun sebuah kisah yang akan terkenang menjadi sebuah peristiwa
Aku tak lagi dapat memilih
Aku tak lagi dapat berasa
Kediaman membungkus seluruh kegundahan
Perlahan aku menyusun pundi cita
Kurangkai kembali sebuah kisah tentang kekerabatan: bersamamu, denganmu.
Aku bagai anak kecil yang meloncat-loncat di depan matamu,
Perlahan aku jatuh mengalir menjadi air mata.
Meski rentetan kunci gitar yang kumainkan tak menyusun nada keabadian,
Tapi setidaknya bersuara: meski sengau kau dengar.
Ku lakukan semua ini untukmu:
Aku mengalah untukmu
Aku berjuang untukmu
Aku menang untukmu,
Semua kulakukan untukmu
Andai kau tau:
Betapa ingin aku berada di nadimu
Biar dapat ku rasa: betapa ketakutan menyelimutimu.
Tapi apalah dayaku
Senja akan terus muncul  menyisakan kelabu di ufuk gelap
Dan terangpun akan berakhir; sepertihalnya kebersamaan kita.
Aku ingin kisah kita abadi untuk selamanya.

Kepuhdoko, Nopember 2011

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lesehan Sastra #1 Komunitas Pena ( KOMA ) Bahrul Ulum ( Jombang, 15 April 2010 )

Novel 'Sepasang Sayap di Punggungmu'