Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 23, 2011

Kota Para Pelopor

I             Udara pengap permulaan malam menyelimuti tempat tinggalku, tanah ini telah lama tak diguyur hujan. Ah, mungkin ini pengapnya hawa hujan hendak turun. Di ujung muara sana, geriuh para nelayan berbondong-bondong menepikan perahunya sembari membopong hasil tangkapan ke TPI seberang muara. Aku melihatnya jelas dari jendela lantai dua rumahku. Tepatnya dari arah kamarku yang sengaja ku buat menghadap ke pantai dengan jendela kaca bening berukuran lebar. Jendela itu sengaja ku buat lebar karena aku teramat suka dengan warna jingga langit sore; mengangahnya mentari terbenam dengan burung-burung kecil berterbangan tak tentu: tekadang saling jahil antar sesama, saling cumbu, menyambar ikan-ikan kecil yang lengah di atas perairan. Hem, sama halnya dengan prilaku kebanyakan manusia saat ini: jahil dengan sesamanya, bercumbu tanpa ada ikatan sekalipun dan yang lebih parah lagi begitu tega menyambar saudaranya sendiri;   memuaskan nafsu perut yang tak pernah kenyang atas kenikmatan

Diaryku Untuk Bunda*

Bun, setelah kepergian bunda meninggalkanku di Pesantren. Bunda tahu nggak apa yang akan kuberikan untukmu setelah citaku terkabulkan. Aku berfikir untuk memberimu sebuah catatan harian semasaku menimba ilmu. Ya, mungkin ini bukan sesuatu yang amat special . Tapi, setidaknya ini akan berarti buatku bun. Karena perjuangan, suka, duka akan kutumpahkan semuanya di situ. Mungkin ketika buku kecil ini sampai di tangan bunda, aku sudah seperti yang bunda harapkan. Atau bahkan, aku telah tiada di kehidupan ini. Juli 2005, aku memulai perjuanganku untuk menjadi manusia yang bisa diandalin; mampu merajut kehidupan dengan keindahan; melumpuhkan kerasnya hidup dengan senyuman. Untuk menuju itu semua, bukanlah sesuatu yang mudah. Mau nggak mau aku harus berproses mulai dari nol, layaknya kupu-kupu: berawal dari seekor ulat menjadi kepompong, kemudian kupu-kupu cantik. Mungkin itu gambaran sederhana menuju keindahan hidup. Tak gampang memang, tapi bukan berarti tak mungkin. Karena aku tak tahu k