Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 24, 2011

CINCIN PELANGI

            C oba bayangkan, seandainya pelangi di muka bumi ini selalu hadir menyapa kita. Apakah kita akan merasa bosan? Apakah kita akan selalu mencaci warna yang di bawa pelangi?             Dan jika pelangi tak lagi ada dalam kehidupan kita, apakah hidup ini tak ada lagi warna? Akankah kita selalu memohon pada pelangi untuk mengobarkan warnanya sebentar saja untuk kita nikmati ?             Simpan dulu jawaban kalian. Mari kita berpetualang bersama pelangi untuk menemukan jawaban atas pertayaan tadi.             Pelangi, mencorong indah diatas bongkahan batu besar, sembari mengukir angan melambung ke alam mayapada.hidup dalam dunia khayal demi memuaskan keinginannya.             “ Kamu sedih nak ?” tanya Ayah Pelangi menyandingi duduk di bongkahan batu besar itu.   “ Sedih sedikit kok yah, tapi telah terobati . ” Jawab Pelangi lirih.   “ Kok masih kelihatan murung ?”   “ Ya yah, tadi Pelangi melihat warna-warni nan indah mengelilingi mentari, eh Pelangi ingin berbaur dengan wa

KAULAH BINTANGKU

  KAULAH BINTANGKU Walau malam tak berbintang. Aku akan selalu mencumbu, bermain dengan indahnya angan yang tak mungkin berpangkal dan berujung. Aku jua tak lagi berharap munculnya bintang- gemintang setiap malamnya, karena ia telah tergantikan oleh sosokmu. Keindahanmu adalah rasa yang mengalir dalam darahku, memercikkan kobaran api yang selalu membuatku tegar melangkah meski kaki ini gemetar. Aku berniat untuk berdiri sejenak, meluruskan otot kaki yang terasa kejang, serasa tersetrum aliran listrik tegangan tinggi. Ku lepas genggaman tangan Mily, berangsur ku tegak. Mengerak-gerakkan betis agar terasa lebih nyaman. Aku teringat sesuatu dalam hidupku, sebuah kisah yang berangsur menjadi sebuah peristiwa. Di tempat ini, lokasi yang sama dengan suasana yang sama. Kala itu, hatiku sedang gemelut. Di satu sisi aku merasa sedih yang mendalam, di sisi lain aku juga merasa gembira atas ucapan Mily: Menenangkan gemuruh resahku. Pekak rasanya mendengarkannya, namun teras